Rabu, 27 Februari 2013

Tugas Tafsir Tarbawi QS. Al-Anbiya 60-61


Makalah Untuk UAS
PENDAHULUAN
Disaat kita dihadapi oleh beberapa masalah dalam kehidupan ini maka harus kita benahi apalagi kalau menyangkut masalah agama. Untuk menegakkan agama Allah itu tidak gampang seperti membalik telapak tangan, apalagi menyebar luaskan agama Allah (agama Islam) itu sangat sulit perlu pengorbanan baik lahir maupun batin. Pengorbanan dan perjuangan untuk merubah pemikiran suatu kaum tentang ketauhidan sangat dibutuhkan keberanian. Nah hal inilah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS. Untuk itu hal itu menarik kita pelajari bagaimana perjuangan yang dilakukan oleh nabi Ibrahim AS. Disi kami mengkaji bagaimana nabi Ibrahim dituduh menghancurkan beberapa berhala, disini kami mengambil dasar yaitu: QS. Al-Anbiya 60-61. Semoga Allah memberkati kita Amin…
PEMBAHASAN
QS. Al-Anbiya: 60-61
 60.  Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala Ini yang bernama Ibrahim “.
61.  Mereka berkata: “(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan”.
Tafsirnya
Kemudian bersumpahlah Ibrahim, bahwa dia akan melakukan sesuatu terhadap berhala-berhala itu, bila kaumnya keluar meninggalkan kota pada hari raya tertentu mereka. Maka takkala hari itu tiba dan kota itu kosong ditinggalkan penduduk-penduduknya, terutama disekitar tempat berhala-berhala itu, pergilah Ibrahim dengan membawa sebuah beliung menuju ke tempat berhala-berhala itu untuk melaksanakan sumpahnya menghancurkan berhala-berhala itu menjadi berpotong-potong,  kemudian menggantungkannya beliungnya pada leher berhala yang terbesar, induk dari berhala-berhala itu yang sengaja ditinggalkan utuh, untuk member kesan seakan-akan dialah yang menghancurkan semua berhala itu.
Maka ributlah kaum Ibrahim ketika mereka kembali dari pesta hari raya mereka dan melihat tuhan-tuhan mereka hancur menjadi berpotong-potong. Bertanya-tanya mereka satu dengan yang lain. “gerangan siapakah yang berani melakukan perbuatan keji ini terhadap tuhan-tuhan kami?” berkatalah seorang yang pernah mendengar sumpah Ibrahim, “kami mendengar seorang pemuda yang sering mencela dan mencemoohkan tuhan kami ini, ia bernama Ibrahim, mungkin sekali dialah yang melakukannya”.
“jika demikian hadapkanlah dia kemari!” kata pemuka-pemuka kaum Ibrahim. Dan ketika Ibrahim ditanya didepan orang banyak, “siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan kami, engkaukah wahai Ibrahim?”
Ibrahim menjawab, “sebenarnya berhala yang besar itulah yang melakukannya, tanyakan saja kepadanya jika ia dapat berbicara”.[1]
Ibrahim Menghancurkan Berhala
“Demi Allah.” (pankal ayat 57). Nabi Ibrahim telah mulai perkataannya dengan sumpah. Tandanya beliau berkata bersungguh-sungguh, bukan bermain-main. “akan aku lakukan suatu tipudaya terhadap berhala-berhala kamu itu, Sesudah kamu berpaling.” (ujung ayat 57). Artinya kalau kamu telah berpaling atau telah meninggalkan rumah tempat kamu mengumpulkan berhala itu. Saya akan melakukan perbuatan yang berupa tipudaya terhadapnya. Tetapi apa macamnya tipudaya yang akan dilakukannya itu tidaklah diberitahunya.
“lalu dia jadikan mereka berkeping-keping.” (pangkal ayat 58). Artinya, pada suatu ketika kaumnya menyembah berhala-berhala dedang tidak berkumpul menyembahnya di sana, karena sedang menghadapi urusan masing-masing atau sedang berada di rumah, Ibrahim masuk ke tempat pemujaan itu membawa alat untuk menghancurkan berhala-berhala itu; mengkin semacam kapak. Dicincangnya satu demi satu sehingga berkeping-keping. “kecuali berhala mereka yang besar.” Hanya satu saja, yaitu berhala yang paling besar yang tidak diapa-apakannya.
“Supaya mereka kembali kepadanya.” (ujung ayat 58). Artinya, kalau semua berhala dicincang dan dikeping-keping dan satu saja yang tinggal, yaitu yang paling besar tentulah sesudah keliling melihat yang hancur mereka akan kembali kepada yang tinggal satu itu. Ada tersebut di dalam riwayat yang disampaikan oleh as-Suddi dan Mujahid, bahwa berhala yang besar itu tidak dirusakkan oleh Ibrahim, tetapi kapak yang digunakannya buat menghancurkan berhala-berhala yang kecil-kecil itu digantungkannya di leher berhala besar  yang tidak dirusakkannya itu.
“Mereka bertanya: “Siapakah yang berbuat begini terhadap tuhan-tuhan kita?” (pangkal ayat 59). Artinya, setelah mereka melihat berhala-berhala yang mereka pertuhan itu telah jadi puing. Timbullah pernyataan siapa agaknya yang berbuat perbuatan keji ini; “Sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang zalim, tidak bertimbang rasa. Masakah tuhan-tuhan yang dipuja, dipuji dan disembah lalu dicincang dikeping-keping.
“Mereka menjawab:” (pangkal ayat 60). Yang menjawab pertanyaan ini ialah orang-orang yang berada di dekat tempat kejadian itu: “Kami mendengar Ibrahim.” (ujung ayat 60). Orang itu seorang anak muda yang banyak menyebut tentang berhala, mencela dan mencaci orang-orang yang memujanya. Dikatakannya bahwa menyembah berhala adalah suatu perbuatan yang bodoh. Dan pernah juga anak muda itu mengatakan bahwa dia bermaksud hendak membuat suatu tipudaya tentang berhala-berhala ini. Kata orang nama anak muda itu adalah Ibrahim!
“Mereka berkata:” (pangkal ayat 61). Yang berkata disini ialah pihak yang berkuasa dalam negeri, yaitu Raja Namrudz, dan orang besar-besarnya. “Maka bawalah dia di hadapan mata orang banyak.” Artinya carilah pemuda itu sampai dapat dan bawa kemari. Membawanya hendaklah disaksikan oleh orang banyak. Sebab kesalahan ini amat besar, sangat menyinggung kepada perasaan orang banyak. “Supaya mereka saksikan.” (ujung ayat 61).
Dari kedua ayat ini, ayat 60 dan 61 kita mendapat beberapa pelajaran. Pertama ialah tentang keadaan Nabi Ibrahim waktu menghancurkan berhala itu. Dia masih terhitung anak muda! Yang berani mengerjakan pekerjaan nekat begitu memang hanya anak muda.
Kita melihat didalam al-Quran beberapa kali cerita tentang pekerjaan penting yang dikerjakan oleh anak muda. Yang menyembunyikan diri kedalam al-Kahfi ialah beberapa orang anak muda karena keyakinan terhadap Allah yang berpegang kepada tauhid amat berlawan dengan kepercayaan kaunmnya yang mempersekutukan yang lain dengan Allah. Di dalam Surat 18 al-Kahfi,
Demikian pentingnya darah muda. Sehingga ibnu Abbas pernah berkata: “Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi melainkan anak muda. Dan seorang yang alim tidak pula diberi Allah ilmu melainkan di waktu muda.” Lalu beliau baca ayat 60 surat al-Anbiya ini sebagai alas an.
Inilah yang menimbulkan ilham pada segolongan ahli tashawuf untuk mengadakan gerakan “luttuwah”. Nabi Musa pun membawa anak muda bernama Yusya’ menjadi temannya pergi mencari Nabi Khidir, (al-Kahfi ayat 60). Yang dimaksud fata-hu ialah karena dididik akan jadi pengganti beliau nanti.[2]
 Nabi Ibrahim Berbohong?
Benarkah Nabi Ibrahim pernah berbohong? Secara prinsip agama, semua Nabi itu ma’shum (terjaga) dari perbuatan bohong. Mustahil para Nabi nota bene penyampai wahyu berbuat dusta, lalu apa kata kaumnya kalau Nabinya saja berdusta. Lantas, bagaimana dengan sebuah Hadis Sahih riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim yang merekam bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda: “La yakdzib Ibrahimu illa tsalatsa kadzabat (Nabi Ibrahim tidak pernah berbohong kecuali dalam tiga kasus); Pertama, perkataan Ibrahim: Bal fa’alahu kabiruhum hadza (Patung besar itu yang melakukannya) QS. al-Anbiya’: 63. Kedua, perkataan: Inni saqim (Sesungguhnya saya sakit) QS. ash-Shaffat: 89. Yang ketiga adalah perkataan Ibrahim tentang Saroh (istrinya) ketika ditanya oleh Raja yang lalim, ia menjawab: Hadzihi ukhti(dia adalah saudariku).”
Menurut para ulama, seperti Imam Ibnu Hajar al-’Asqalani (W. 852 H/ 1448 M) mengomentari hadis tersebut dalam kitabnya Fathul Bari Bisyarhi Shahihil Bukhari dan Imam an-Nawawi ( W. 676 H/ 1277 M) dalam kitabnya al-Minhaj Syarah Shahih Muslim Ibnul Hajjaj; Bahwa tiga perkataan Nabi Ibrahim tersebut merupakan bentuk Tauriyah (Hal menampakkan di luar yang dimaksudkan) dan hal itu bukanlah suatu kebohongan apabila tiga perkataan tersebut dipahami lebih dalam. Karena Nabi Ibrahim menyampaikannya dalam redaksi yang mengandung dua pengertian (maksud) dan apabila redaksi tersebut dipahami lebih dalam oleh pendengarnya maka akan diketahui bahwa Nabi Ibrahim tidaklah berbohong.
Maka menurut sebagian Ulama, takwil tiga perkataan Nabi Ibrahim itu adalah; Pertama, Bal fa’alahu kabiruhum hadza(Patung besar itu yang melakukannya) sebenarnya yang menghancurkan berhala-berhala yang kecil itu adalah patung yang paling besar karena sebab dialah aku (Ibrahim) melakukannya (isnad majazi). Kedua, Inni Saqimun (saya sakit) maksudnya aku akan sakit, karena setiap manusia akan mati, dan pada umumnya kematian didahului oleh sakit. Makna perkataan Ibrahim tersebut senada dengan firman Allah Innaka mayyitun wa innahum mayyitun (Sesungguhnya engkau [Muhammad] akan mati dan mereka juga akan mati) QS. az-Zumar: 30. Ketiga, Hadzihi ukhti (ini saudariku) maksudnya saudaraku dalam iman dan Islam (fil ukhuwwah al-Islamiyyah) bukan saudara dalam nasab. Karena apabila Nabi Ibrahim mengatakan hadzihi zaujati (ini adalah istriku) maka Saroh akan dirampas oleh Raja yang lalim. Wallahu A’lam bis Sowab.[3]
PENUTUP
 A.    Kesimpulan
Sebarkanlah kebenaran itu walaupun pahit atau tantangannya nyawa sekalipun. Karena mati dijalan Allah itu adalah sahid. Untuk itu melalui cerita Ibrahim diatas dapat kesimpulan yaitu berjihadlah pada jalan Allah. Semoga tulisan ini bermanfaat kepada pembaca maupun pemakalah sendiri. Amin…
  1. B.     Saran
Di dalam makalah ini mungkin masih terdapat berbagai kekurangan, untuk itu penulis minta maaf yang sebesar-besarnya. Untuk itu penulis minta saran dari kawan-kawan maupun dari dosen pembimbing untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Bahreisy Salim, Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid 5. Surabaya; PT. Bina Rmu, 1998. Hal 316-319
Hamka, Tafsir Al Azhar Juzu’ XVII. Jakarta; Pustaka Panjimas. Hal 62-66

[1] Bahreisy Salim, Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid 5. Hal 316-319
[2] Hamka, Tafsir Al Azhar Juzu’ XVII. Hal 62-66

Rabu, 20 Februari 2013

Barca Loyo Barca Pun kO

Barca Lelah, Barca pun Kalah

FOTO:Getty Images/Claudio Villa
Milan - Cesc Fabregas tak terkejut jika akhirnya AC Milan bisa mengalah Barcelona di leg pertama babak 16 besar Liga Champions. Disebut para pemain Los Cules terlalu lelah yang jadi faktor utama kekalahan.

Barca relatif diunggulkan bisa menjungkalkan Milan di babak 16 besar Liga Champions baik di laga kandang maupun tandang. Apalagi tim asal Catalan itu tak pernah kalah dari tim kota mode itu sejak musim 2004/2005 di mana saat itu Milan lewat gol tunggal Andriy Shevchenko.

Tapi sayangnya itu cuma statistik karena setelah 90 menit laga pertama di San Siro, Kamis (21/2/2013) dinihari WIB, Barca justru kalah 0-2 dari Milan. Kekalahan itu kian nyata karena Barca tak bisa berbuat apapun dan mereka cuma satu kali melepaskan tembakan ke arah gawang.

Terkait kekalahan itu, Fabregas menilai jika faktor kelelahan jadi penyebab utamanya karena dalam dua pekan ke depan mereka dihadapkan pada jadwal padat termasuk dua kali melawan Real Madrid di kompetisi lokal.

Contohnya adalah Lionel Messi yang nyaris selalu dimainkan full time musim ini dan jarang digantikan. Di laga tadi pun Messi cuma punya dua tembakan dan hanya dibiarkan satu kali memegang bola di kotak penalti lawan.

"Kami tidak tampil dalam bentuk terbaik kami. Saya rasa kami sedikit kelelahan. Kami punya beberapa pemain yang sudah mencapai batas mereka. Kami tahu itu tapi kami seharusnya bisa tampil lebih baik lagi. Saya rasa leg kedua akan berjalan sangat menarik," analisa Fabregas seperti diwartakan Sky Sports.

Kini Barca punya tugas berat karena mereka harus mengejar defisit dua gol di laga kedua di Camp Nou tiga pekan mendatang. Meski secara statistik tak menguntungkan Barca, namun Fabregas yakin jika timnya bisa lolos ke perempatfinal.

"kekalahan ini bukan merupakan kejutan, kami tahu ini bisa terjadi," sambungnya.

"Tapi ketika Anda melihat apa yang sudah dilakukan tim ini dalam lima tahun terakhir maka Anda hanya memikirkan hal-hal positif. Kami tahu kami bisa melakukannya. Jadi kami tidak boleh terpukul gara-gara kekalahan ini," tutup gelandang 25 tahun itu.

Minggu, 17 Februari 2013

Rengel Banjir Lagi, Bukti Ketidakbecusan PemKab Tuban


Banjir dan banjir lagi, itulah nasib warga yang tinggal didekat mulut sungai bengawan solo, khusunya daerah pinggiran Rengel, Tuban dan Kanor, Bojonegoro, lalu pertanyaan yang timbul adalah apa pekerjaan Pemerintah Kabupaten Tuban dan Bojonegoro selama ini? kebijakan yang diambil selama ini hanya membangun tanggul sungai yang hanya ala kadarnya, namun kenyataannya banjir selalu datang disaat musim hujan tiba, tak ayal, jika sudah begini rakyat kecil yang paling besar terkena dampaknya, pemerintah Kabupaten bojonegoro dan Tuban sendiri seharusnya lebih jeli dan tanggap dalam menangani musibah ini, karena tidak hanya sekali atau dua kali banjir menimpa desa kanor, gedung arum maupun sawahan, pemerintah terlalu lamban dan terkesan tidak mau tahu terhadap penderitaan warga, jika mengingat PAD Kabupaten Tuban yang besar dari hasil industri semen dan minyak bumi, maka kebijakan yang diambil seharusnya kebijakan yang bersifat antisipatif jangka panjang, bukan malah insidentil yang banyak mengandalkan program pasca bencana, tidak jauh berbeda dengan kebijakan yang diambil Pemkab Bojonegoro, dengan kekayaan alam yang melimpah berupa minyak dan gas  yang terpendam diperut bumi bojonegoro, ternyata kebijakannya juga tidak serta merta dapat menanggulangi banjir yang setiap tahun menimpa pemukiman dan persawahan penduduk, akhirnya wargalah yang menjadi korban.

Penanggulangan banjir diperbatasan Tuban Bojonegoro tidak cukup diatasi hanya dengan membangun tanggul dipinggiran kali bengawan saja, tapi perlu upaya yang lebih besar dan komitmen jangka panjang yang diharapkan mampu mencegah banjir hingga 30-40 tahun ke depan, seharusnya dengan koordinasi dan kerjasama yang komprehensif antara Pemerintah Kabupaten Tuban dan Bojonegoro, cara yang paling tepat untuk mengatasi banjir disekitar Kecamatan Kanor dan Rengel adalah dengan membuat bendungan dan jembatan, konsep tersebut menekankan pada penampungan besarnya debit air sungai dengan membuat bendungan besar yang bagian sisi-sisi sampingnya dibentuk seperti dinding tembok yang tebal dan tinggi, tinggi minimal 15 meter dan tebal 4 meter, setelah bendungan besar terbentuk, maka untuk meningkatkan mobilitas arus barang dan transportasi warga kedua kabupaten adalah dengan membangun jembatan diatas bendungan yang menghubungkan kecamatan Rengel dan Kanor tersebut, sehingga akan tercipta jalur perdagangan antara Kanor, Bojonegoro yang selama ini terisolir dengan pusat perdagangan kecamatan Rengel yang cukup maju, pembangunan bendungan tidak hanya berfungsi sebagai pencegah banjir saja, dengan mayoritas penduduk Rengel dan Kanor yang bermata pencaharian sebagai petani, maka bendungan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengairan untuk irigasi pertanian, sehingga produksi padi dan jagung yang ditanam warga akan semakin meningkat dan akan menjadikan kedua daerah tersebut sebagai lumbung padi kabupaten masing-masing, disisi lain, bendungan air tersebut dapat pula dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) mengingat kebutuhan akan energi listrik daerah dan nasional yang semakin meningkat setiap tahun, bahkan selama ini warga banyak yang mengalami pemadaman bergilir disaat listrik dari PLN mengalami kekurangan energi maupun mengalami gangguan sambungan listrik, saya rasa pembangunan proyek-proyek tersebut mampu didanai oleh kedua kabupaten, mengingat Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah yang cukup besar, jika kedua kabupten tidak mau repot soal anggaran, kedua kabupaten bisa menggandeng perusahaan-perusahaan BUMN maupun investor swasta dan asing, melihat potensi yang sangat besar, pastinya mudah sekali mengadakan tender proyek-proyek tersebut, sekarang yang menjadi permasalahan adalah kemauan politik dari pemangku kebijakan kedua kabupaten, apakah kedua DPRD dan Bupati akan diam saja dengan duduk manis dikantor ber-AC atau sedikit meluangkan waktu untuk bekerja keras dan berjuang demi kesejahteraan masyarakat.

Bendungan besar yang diatasnya ada jembatan akan sangat menarik dimanfaatkan untuk kepentingan wisata, mengingat sumber daya alam yang cepat atau lambat akan habis, maka salah satu upaya penting adalah membangun industri pariwisata yang handal dan menarik sebagai pusat pembangunan ekonomi dan sumber pendapatan tambahan daerah, beberapa waktu yang lalu, penulis berkunjung melewati desa-desa diselatan sungai bengawan solo, tepatnya didesa gedungarum, pilang, kanor, baureno yang notabene masuk wilayah bojonegoro, ternyata kondisi infrastrukur dan keadaan penduduk disana masih sangat jauh dari kata baik, mulai dari jalan-jalan yang berlubang, tidak adanya lampu penerangan jalan, hingga jalanan yang amat sepi dan sunyi, hal itu menandakan bahwa ekonomi masyarakat setempat tertinggal jauh dari kecamatan Rengel dan daerah lain yang kondisinya masih lebih baik, selama ini kontribusi apa yang telah dilakukan Pemkab bojonegoro? dengan anggaran kabupaten bojonegoro yang besar seharusnya kehidupan masyarakat sedikit lebih makmurlah, atau jangan-jangan anggaran kabupaten hanya masuk ke kantong-kantong pejabat daerah untuk memperkaya diri sendiri dan kelompok masing-masing, terlihat jelas ketidakbecusan Pemerintahan kedua kabupaten dalam mengangkat kesejahteraan masyarakat, sudah berpuluh-puluh tahun, nasib rakyat tak kunjung berubah menjadi lebih baik, lalu apa tugas pemerintak kedua kabupaten selama ini, kebetulan penulis dulunya pernah bersekolah di MAN RENGEL dan banyak pula siswa-siswi dari kanor-bojonegoro yang bersekolah di MAN RENGEL, namun mirisnya adalah ketika setiap pagi, setiap pulang pergi sekolah mereka mesti menyeberangi sungai bengawan solo hanya dengan menggunakan rakit dan perahu kecil yang tentu amat berbahaya, belum lagi jika musim banjir tiba, arus sungai yang deras membahayakan keselamatan mereka, tak jarang pula mereka harus bolos sekolah karena banjir, jika sudah begini, mengapa bupati-bupati terkait tidak mundur saja dari jabatan mereka, toh mereka menjabat sebagai bupati pun juga terasa tidak ada gunanya, dari warga sendiri, salah satu cara menanggulangi banjir adalah dengan reboisasi bibir sungai bengawan solo yang memang gundul dan tidak ada pepohonan besar penahan banjir, dengan langkah awal penanaman pohon-pohon dibibir sungai, setidaknya sedikit dapat mengurangi dampak daripada banjir itu sendiri, itulah kritik dan gagasan dari suara rakyat yang teraniaya

Selasa, 12 Februari 2013

MATERI ISD


MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
þ  Pengertian Masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat adalah society yang pengertiannya mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan. Istilah masyarakat disebut pula sistem sosial. Untuk pemahaman lebih luas tentang pengertian masyarakat sebaiknya kita kemukakan beberapa definisi masyarakat sebagai berikut:
  1. Selo Soemardjan, Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
  2. Menurut J.L. Gilin dan J.P. Gilin, Masyarakat adalah kelompok yang tersebar dengan perasaan persatuan yang sama.
  3. Max Weber menjelaskan pengertian masyarakat sebagai suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
  4. Menurut sosiolog Emile Durkheim, masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
  5. Karl Marx berpendapat bahwa Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara
    kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.
  6. Masyarakat menurut M.J. Herskovits adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.
  7. Koentjaraningrat (1994) menjabarkan definisi masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
  8. Ralph Linton (1968), masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial. 
Secara umum :
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.
þ  Syarat-syarat Terbentuknya Masyarakat
  1. Adanya dua orang atau lebih manusia dalam kelompok tersebut dan berada di tempat yang sama.
  2. Adanya kesadaran dari setiap anggotanya,bahwa mereka bagian dari satu kesatuan.
  3. Adanya proses interaksi yang cukup lama dimana hasil dari interaksi ini akan tercipta anggota baru yang bisa berkomunikasi serta mampu menciptakan aturan dari setiap anggotanya.
  4. Menciptakan sebuah kebudayaan dari hasil pemikiran bersama yang disepakati dan menjadi media penghubung dari setiap anggotanya.
þ  Pengertian Masyarakat Perkotaan
Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
  1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
  2. orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya .
  3. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
  4. pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
  5. kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
  1. pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
  2. perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar
þ  2 Tipe Masyarakat
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam:
  1. Masyarakat paksaan misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain
2.Masyarakat merdeka,yang terbagi dalam:
Masyarakat nature,yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yagn bertalian dengan hubungan darah atau keturunan.
Masyarakat kultur,yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya
þ  Ciri-ciri Masyarakat Kota
  1. Individual
  2. Heterogen
  3. Daya saing tinggi
  4. Profesi beragam
  5. Materialistik
  6. Open minded (tebuka dengan segala macam perubahan)
þ  Perbedaan Desa dan Kota
Kota dan desa merupakan tempat suatu kesatuan penduduk. Kota dan desa memilikiperbedaan yang sangat significant. Yang membuat kota berbeda dengan desa menurut sayaadalah karena perbedaan pola fikir dan sudut pandang yang dianut penduduknya itusendiri. Ada beberapa perbedaan antara kota dan desa diantaranya: 
  • Nilai sosial pada penduduk 
Nilai social antar penduduk kota dan desa merupakan salah satu hal yang paling terlihat perbedaanya. Bisa kita lihat jika didesa para penduduk berlomba-lomba untuk bergotong royong dalam membantu tetangga sekitar dan juga biasanya penduduk desamenghabiskan waktu senggang mereka untuk melakukan kegiatan bersama tetanggalainnya sedangkan di kota, mereka berlomba-lomba memasang pagar yang tinggi agarterlihat hebat.
  • Tingkat pendapatan
Jelas saja terlihat jika penduduk kota dan desa memiliki perbedaan dalam hal tingkat.Biasanya penduduk didesa mendapatkan penghasilan dari bertani ataupun berternak sedangkan di kota biasanya penduduk menjadi karyawan ataupun berdagang. Hasi daribertani biasanya digunakan penduduk desa untuk konsumsi sehari-hari dansebagiannya lagi untuk dijual. Berbeda halnya dengan di kota yang kebutuhan sehari-harinya biasanya di dapat di warung ataupun pasar swalayan.
  • Kemajuan teknologi
Kota biasanya lebih cepat dalam hal kemajuan teknologi. Jika dulu hanya orang-orangkota saja yang biasanya menggunakan telephone genggam sekarang seluruh lapisanmasyarakat dapat menggunakan telephone genggam. Mengapa penduduk di kota lebihmaju dalam bidang teknologi? Hal ini dikarenakan penduduk kota lebih berpikiranterbuka dalam bidang teknologi. Biasanya penduduk desa akan berfikir dua kali untuk menggunakan barang teknologi karena jika barang tersebut tidak memiliki manfaat biasanya penduduk desa lebih memilih tidak menggunakan teknologi tersebut.
  • Nilai budaya
Nilai budaya penduduk desa lebih kental dibandingkan nilai budaya pada penduduk kota. Hal ini dikarenakan penduduk desa yang belum tergeser budayanya denganbudaya asing berbeda dengan nilai budaya penduduk kota yang sudah bercampurdengan budaya asing karena budaya asing dengan mudahnya dapat masuk ke dalamkehidupan penduduk kota yang memiliki pemikiran terbuka dan modern. Jika di desamasih ada tradisi untuk berkumpul bersama sanak saudara lainnya ketika panen danmengadakan kegiatan dalam bentuk seni berbeda dengan penduduk kota yang lebihmemilih untuk berkumpul di warung kopi dan menghabiskan waktu disana.
  • Jumlah penduduk 
Angka urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota) biasanya setiap tahunmeningkat. Hal ini dikarenakan setiap tahun biasanya orang yang mudik pastimembawa saudaranya yang lain ikut kerja di kota untuk merubah nasib denganharapan dapat membiayai saudara-saudara di desa. Hal ini pulalah yang menyebabkanperbedaan jumlah penduduk yang sangat significant. Kota-kota besar penuh denganorang-orang desa yang melakukan urbanisasi dengan harapan dapat merubah hidup.Sedangkan didesa yang tinggal hanya petani-petani yang memiliki lading untuk di olah.Jadi jika kehidupan di kota yang memiliki banyak penduduk ramai berbeda dengandidesa yang ramai jika sanak saudara yang lain pulang mudik.
þ  Hubungan antara Kota dan Desa
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa caar, seperti: (i) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
þ  Aspek Negatif dan Aspek Positif
Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.Karena teknologi yang berkembang pesat di kota timbul hal negative seperti ; kecanduan bermain game on-line, situs-situs yang tidak berguna untuk pendidikan kehidupan sehari-hari,dll.
þ  5 Unsur Lingkungan Perkotaan
Untuk menunjang aktivitas serta memberikan suasana aman,tenteram,nyaman bagi warganya,kota diharuskan menyediakan fasilitas kehidupan dan mengatasi berbagai masalah yang timbul sebagai akibat warganya. Suatu lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi:
  1. Wisma, mengembangakan daerah perumahan sesuai dengan pertambahan penduduk serta memperbaiki lingkungan perumahan yang telah ada.
  2. Karya, yaitu penyediaan lapangan kerja. Dapat dilakukan dengan enyediaan ruang untuk kegiatan perindustrian, perdagangan, pelabuhan, terminal serta kegiatan lain.
  3. Marga, unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lain dalam kota atau dengan kota-kota daerah lainnya. Dalam unsur ini termasuk :
Pengembangan jaringan jalan dan fasilitasnya(terminal,parkir,dll)
Pengembangan jaringan telekomunikasi sebagai bagian dari sistem transportasi dan komunikasi kota.
  1. Memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian.
  2. Penyempurnaan yaitu unsur yang merupakan bagian penting bagi kota, termasuk fasilitas keagamaan, perkuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas/ keperluan umum.
Kelima unsur pokok ini merupakan pola pokok dari komponen-komponen perkotaan yang kuantitas dan kualitasnya kemudian dirinci dalam perencanaan suatu kota. Kebijaksanaan perencanaan dan pengembangan kota harus dapat dalam kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional. Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut:
  1. Menekan angka kelahiran
  2. Mengalihkan pusar pembangunan pabrik/industri ke pinggir kota\
  3. Membendung urbanisasi
  4. Membangun kota satelit
  5. Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa-desa yang telah ada disekitar kota besar
  6. Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan
þ  Fungsi Eksternal Kota
Yaitu Seberapa jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu pembangunan
Kota tidak mengarah pada suatu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya saling pengaruh mempengaruhi. 
þ  Pengertian Desa
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati sekelompok masyarakat yang bersifat agraris, sosialis dan berhak mengatur rumah tangga sendiri. Dalam menjalankan pemerintahan, masyarakat desa dibagi ke dalam beberapa tingkat mulai dari kepala desa, kepala dusun, ketua RW, ketua RT dan kepala keluarga. Jabatan di desa merupakan sebuah kehormatan dan pemilik jabatan akan dihormati dengan baik.
þ  Ciri-ciri Desa
  1. Memiliki mata pencaharian khas negara agraris. Mereka menggantungkan hidup dalam bercocok tanam di bidang pangan, perkebunan, peternakan dan perhutanan. Sawah dan ladang adalah salah satu pusat kehidupan sehari-hari masyarakat desa.
  2. Memiliki ketergantungan dan kepedulian terhadap kondisi lingkungan tempat tinggal. Masyarakat desa sangat dekat dengan alam sehingga segala tindakan mereka memperhatikan efek yang ditimbulkan terhadap alam.
  3. Pola bercocok tanam yang dijalankan tergantung kepada musim. Hanya sedikit masyarakat desa yang menggunakan sistem pengairan dengan bantuan mesin, misalnya dengan sumur bor.
  4. Setiap warga desa mempunyai ikatan sosial yang tinggi. Setiap orang merasa memiliki hubungan kekerabatan atau sedarah. Mereka juga mengenal satu sama lain secara tatap muka dan personal.
  5. Masyarakata desa pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah, yaitu hanya sampai pada pendidikan dasar. Sebagian kecil masyarakat desa memilih melanjutkan pendidikan tinggi ke kota.
  6. Tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh masyarakat desa pada umumnya bersifat irasional atau didasarkan oleh mitos dan keyakinan. Mitos diturunkan oleh leluhur desa dan berkembang ke anak turun mereka.
  7. Memiliki ketertarikan yang besar terhadap kehidupan beragama sesuai aliran kepercayaan mereka. Pemimpin agama adalah tokoh yang dihormati oleh masyarakat setara dengan jabatan politis.
  8. Mempunyai budaya gotong royong dalam menyelesaikan masalah yang menyangkut kepentingan individu maupun kepentingan masyarakat. Gotong royong menjadi pembeda masyarakat desa dan kota.
þ  Ciri-ciri Masyarakat Pedesaan
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
  1. Sederhana
  2. Mudah curiga
  3. Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya.
  4. Mempunyai sifat kekeluargaan
  5. Lugas atau berbicara apa adanya
  6. Tertutup dalam hal keuangan mereka
  7. Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
  8. Menghargai orang lain
  9. Demokratis dan religius
10. Jika berjanji, akan selalu diingat
Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
þ  Macam-macam Pekerjaan Gotong-Royong
  1. Dalam hal kematian, sakit, atau kecelakaan, di mana keluarga yang sedang menderita itu mendapat pertolongan berupa tenaga dan benda dari tetanggatetangganya dan orang lain sedesa.
  2. Dalam hal pekerjaan sekitar rumah tangga, misalnya memperbaiki atap rumah,mengganti dinding rumah, membersihkan rumah dari hama tikus, menggali sumur, dsb., untuk mana pemilik rumah dapat minta bantuan tetangga-tetangganya yang dekat dengan memberi bantuan makanan
  3. Dalam hal pesta-pesta, misalnya pada waktu mengawinkan anaknya, bantuan tidak hanya dapat diminta dari kaum kerabatnya, tetapi juga dari tetangga-tetangganya, untuk mempersiapkan dan penyelenggaraan pestanya
  4. Dalam mengerjakan pekerjaan yang berguna untuk  kepentingan umum dalam masyarakat desa, seperti memperbaiki jalan, jembatan, bendungan irigasi, bangunan umum dsb., untuk mana penduduk desa dapat tergerak untuk bekerja bakti atas perintah dari kepala desa.
þ  Sifat dan Hakikat Masyarakat Pedesaan
Seperti dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian yang bersifat agraris. Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem-ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan atau kekusutan pikir.
þ  Macam-macam Gejala Masyarakat Pedesaan
Sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial. Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
1) Konflik (pertengkaran) Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari dari mereka yang selalu berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi. Pertengkaran-pertengkaran yang terjadibiasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering manjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan dan sebagainya.
2) Kontraversi (pertentangan) Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
3) Kompetisi (persiapan) Sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu, maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau out put (hasil). Sebaliknya yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat. 

þ  Sistem Budaya Petani Indonesia
Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai berikut :
  1. Petani Indonesia terutama di Jawa menganggap kehidupan adalah hal yang buruk dan kesengsaraan sehingga mereka berlaku prihatin dan berusaha dan ikhtiar.
  2. Mereka beranggapan bahwa orang bekerja untuk hidup dan kadang-kadang mencapai kedudukan.
  3. Mereka beorientasi pada masa sekarang, kurang mempedulikan masa depan.
  4. Mereka menanggap alam tidak menakutkan, bila ada bencana hanya merupakan sesuatu yang wajib diterima. Mereka cukup menyesuaikan diri dengan alam dan kurang usaha untuk menguasainya.
  5. Untuk menghadapi alam mereka cukup dengan bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup pada hakikatnya tergantung pada sesama.

þ  Unsur-unsur Desa
  • Indonesia merupakan Negara yang memiliki sebutan sebagai Negara agraris yang sedang berkembang, disebut Negara agraris karena penduduknya tinggal dipedesaan dengan aktifitas sebagai petani, tanahnya cukup subur dan lahan pertaniaanya cukup luas.
  • Suatu negara yang ingin maju tentunya mempunyai upaya mengelola dan memanfaaatkan semua potensi sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia. Negara Indonesia termasuk Negara yang memiliki kekayaan alam yang beraneka ragam jenisnya dan jumlahnya cukup banyak.
    Dalam pembentukan sebuah desa terdapat 3 unsur pokok:
    a.) Daerah/wilayah yang merupakan tempat tinggal dan tempat beraktivitas.
    b.) Penduduk adalah terkait dengan kualitas dan kuantitas.
    c.) Tata kehidupan atau aturan – aturan yang berhubung langsung dengan keadan masyarakat dan adat istiadat setempat.
  • Dalam perkembangan suatu tempat menjadi suatu desa atau kota tidak lepas dari keinginan serta kemampuan manusia yang tinggal di tempat itu, karena desa dan kota pada dasarnya adalah sama, merupakan tempat tinggal penduduk. Yang membedakan adalah perkembangannya.


þ  Fungsi Desa
Fungsi desa adalah sebagai berikut:
(*)Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota).
(*)Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan.
(*)Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota.
(*)Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia.
þ  Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat
Masyarakat pedesaan kehidupannya berbeda dengan masyarakat perkotaan. Perbedaan-perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan yang mendasar dari keadaan lingkungan, yang mengakibatkan adanya dampak terhadap personalitas dan segi-segi kehidupan. Untuk menjelaskan perbedaan atau ciri-ciri dari kedua masyarakat tersebut dapat ditelusuri dalam hal sebagai berikut:
1.      Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam
Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, disebabkan oleh lokasi geografisnya di daerah desa. Mereka sulit “mengontrol” kenyataan alam yang dihadapinya, padahal bagi petani realitas alam ini sangat vital dalam menunjang kehidupannya.
2.      Pekerjaan atau Mata Pencaharian
Pada umumnya mata pencaharian daerah pedesaan adalah bertani. Mata pencaharian berdagan merupakan mata pencaharian sekunder. Sedangkan di masyarakat kota, mata pencaharian cenderung ,menjadi terspesialisasi, dan spesialisasi itu sendiri dapat dikembangkan.
3.      Ukuran Komunitas
Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
4.      Kepadatan Penduduk
Penduduk desa kepadatan penduduknya lebih rendah dibandingkan dengan kepadatan penduduk perkotaan.
5.      Homogenitas dan Heterogenitas
Homogenitas atau persamaan dalam ciri-ciri social dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku sering nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya, penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dengan macam-macam subkultur, kesenangan, kebudayaan dan mata pencaharian.
6.      Diferensiasi Sosial
Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yang tinggi di dalam diferensiasi social. Kenyataan ini bertentangan dengan bagian-bagian kehidupan di masyarakat pedesaan.
7.      Pelapisan Sosial
Ada beberapa perbedaan “pelapisan sosial tak resmi” antara masyarakat kota dan masyarakat desa, namun di sini saya akan memberikan satu contoh saja, yaitu pada masyarakat desa, kesenjangan (gap) antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar, sedangkan pada masyarakat kota jarak antara kelas eksterm yang kaya dan miskin cukup besar.
8.      Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial berkaitan dengan perpindahan atau pergerakkan suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya, terjadinya peristiwa mobilitas sosial demikian disebabkan oleh penduduk kota yang heterogen. Dengan demikian, maka mobilitas sering terjadi di perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan.
9.      Interaksi Sosial
Tipe interaksi sosial di kota dengan di desa perbedaannya sangat kontras, baik aspek kualitasnya maupun kuantitasnya.
10.  Pengawasan Sosial
Tekanan sosial oleh masyarakat di pedesaan lebih kuat karena kontaknya yang bersifat pribadi dan ramah tamah (informal). Di kota pengawasan sosial lebih bersifat formal, pribadi, kurang “terkena” aturan yang ditegakkan.
11.  Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di pedesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota.
12.  Standar Kehidupan
Di kota, dengan konsentrasi dan jumlah penduduk yang padat, tersedia dan ada kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan dan fasilitas-fasilitas yang membahagiakan kehidupan, sedangkan di desa terkadang tidak demikian.
13.  Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan sosial atau kesatuan dan kepaduan pada masyarakat pedesaan merupakan akibat dari sifat-sifat yang sama, persamaan dalam pengalaman, tujuan yang sama, di mana bagian dari masyarakat pedesaan hubungan pribadinya bersifat informal dan tidak bersifat kontrak sosial (perjanjian).
 14.  Nilai dan Sistem Nilai
Nilai dan system nilai di desa dengan di kota berbeda, dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara, dan norma yang berlaku. Pada masyarakat pedesaan, misalnya mengenai nilai-nilai keluarga masih berperan. Dalam hal ini masyarakat kota bertentangan atau tidak sepenuhnya sama dengan sistem nilai desa.

PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT
þ  Perbedaan Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
   Dengan berpegang prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut.
Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa :
  1. kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang
  2. kepentingan individu untuk memperoleh harga diri
  3. kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
  4. kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
  5. kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain
  6. kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya
  7. kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
  8. kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri
Kenyataan-kenyataan seperti itu menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik. Permasalahan utama dalam tinjauan konflik ini adalah adanya jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan pelaksanaan dan hasilnya kenyataan itu disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda antara pemerintah atau penguasa sebagai pemegang kendali ideologi dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi.
  Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi mengenal beberapa fase yaitu:
1. fase disorganisasi yang terjadi karena kesalahpahaman.
2. fase dis-integrasi yaitu pernyataan tidak setuju.
    fase dis-integrasi ini memiliki tahapan (Menurut Walter W. Martin dkk):
  • ketidaksepahaman anggota kelompok tentang tujuan yang dicapai.
  • norma sosial tidak membantu dalam mencapai tujuan yang disepakati.
  • norma yang telah dihayati bertentangan satu sama lain.
  • sanksi sudah menjadi lemah
  • tindakan anggota masyarakat sudah bertentangan dengan norma kelompok.
þ  Prasangka,Diskriminasi,dan Etnosentrisme
Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan.
Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi :
1. berlatar belakang sejarah
2. dilatar-belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
3. bersumber dari factor kepribadian
4. berlatang belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama
Usaha-usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminai
1. Perbaikan kondisi sosial ekonomi
2. Perluasan kesempatan belajar
3. Sikap terbuka dan sikap lapang
Merupakan dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dari peristiwa kecil yang menyangkut dua orang dapat meluas dan menjalar, melibatkan sepuluh orang, golongan atau wilayah disertai tindakan kekerasan dan destruktif yang merugikan.
Prasangka pada dasarnya pribadi dan dimiliki bersama. Oleh karena itu perlu mendapatkan perhatian dengan seksama, mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa atau masyarakat multi etnik.
Perbedaan terpokok antara prasangla dan diskriminatif ialah bahwa prasangka menunjuk pada aspek sikap sedangkan diskriminatif menunjuk pada tindakan
Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.
þ  Pertentangan Dan Ketegangan Dalam Masyarakat
Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
1. Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik
2. Unti-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
3. Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepaa lingkungan yang luas yaitu masyarakat.
1. Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri seseorang
2. Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
3. para taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
1. elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri
2. Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
3. Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama
5. Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
6. Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
þ  Golongan-Golongan Yang Berbeda Dan Integrasi Sosial
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia. Masyarakat majemuk dipersatukan oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan pemerintahan, politik, ekonomi, dan sosial. Aspek-aspek dari kemasyarakatan tersebut, yaitu Suku Bangsa dan Kebudayaan, Agama, Bahasa, Nasional Indonesia.
Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada pada kemajemukkannya, mereka dapat hidup serasi berdampingan (Bhineka Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan. Adapun hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi:
  1. Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya
  2. Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa,arab)
  3. Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan
  4. Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu
Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma. Syarat terjadinya integrasi sosial antara lain:
  • Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka
  • Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman
  • Nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta dijalankan secara konsisten
Integrasi Internasional merupakan masalah yang dialami semua negara di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi masalah integritas sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena latar belakang masalah yang dihadapi berbeda, sehingga integrasi diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan, dapat dengan jalan kekerasan atau strategi politik yang lebih lunak. Beberapa masalah integrasi internasional, antara lain:
  1. perbedaan ideologi
  2. kondisi masyarakat yang majemuk
  3. masalah teritorial daerah yang berjarak cukup jauh
  4. pertumbuhan partai politik
Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk memperkecil atau menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu, antara lain:
  • mempertebal keyakinan seluruh warga Negara Indonesia terhadap Ideologi Nasional
  • membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis dan antar daerah/pulau dengan membangun saran komunikasi, informasi, dan transformasi
  • menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional
  • membentuk jaringan asimilasi bagi kelompok etnis baik pribumi atau keturunan asing.
þ  Integrasi Nasional
Istilah integrasi nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dannasional. Istilah integrasi mempunyai arti pembauran/penyatuansehingga menjadi kesatuan yang utuh / bulat. Istilah nasionalmempunyai pengertian kebangsaan, bersifat bangsa sendiri,meliputi suatu bangsa seperti cita-cita nasional, tarian nasional,perusahaan nasional (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1989 dalamSuhady 2006: 36). Hal-hal yang menyangkut bangsa dapat berupaadat istiadat, suku, warna kulit, keturunan, agama, budaya,wilayah/daerah dan sebagainya.Sehubungan dengan penjelasan kedua istilah di atas makaintegritas nasional identik dengan integritas bangsa yangmempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau pembauranberbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah danpembentukan identitas nasional atau bangsa (Kamus Besar BahasaIndonesia: 1989 dalam Suhady 2006: 36-37) yang harus dapatmenjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan kesimbangandalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa.Integritas nasional sebagai suatu konsep dalam kaitan denganwawasan kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesiaberlandaskan pada aliran pemikiran/paham integralistik yangdicetuskan oleh G.W.F. Hegl (1770- 1831 dalam Suhady 2006: 38)yang berhubungan dengan paham idealisme untuk mengenal danmemahami sesuatu harus dicari kaitannya dengan yang lain danuntuk mengenal manusia harus dikaitkan dengan masyarakat disekitarnya dan untuk mengenal suatu masyarakat harus dicarikaitannya dengan proses sejarah.
Dari berbagai sumber.